Rabu, 29 Desember 2010

Kisah Mat Rempit

Kisah Mat Rempit


Zaki seorang Mat Rempit sejati. Dia sanggup tidak bekerja semata-mata untuk menjadi Mat Rempit sepenuh masa. Kerjanya setiap hari hanyalah menunggang motor secara berbahaya di jalan-jalan sekitar kampungnya sambil menyergah dan mengurat anak anak gadis di kampungnya.

Pada suatu hari, malang tidak berbau, Zaki terlibat di dalam satu kemalangan di hadapan kubur cina kampungnya. Akibat terkejut, Mak Limah yang kebetulan di dalam lori yang disergah oleh Zaki telah melatah sehingga tangannya membaling sebatang lembing tepat-tepat terpacak di dahi Zaki sehingga tembus ke belakang tengkuk Zaki.

Bergegas Pak Amin ayah zaki ke hospital sebaik sahaja mendapat berita tentang anaknya yang cedera itu. Sebaik sahaja sampai di hospital, Pak Amin bertanya kepada Doktor tentang keadaan anaknya,

Pak Amin: Bagaimana keadaan anak gua doktor?
Doktor: Harap bertenang Pak Cik, anak pakcik cedera parah.

Pak Amin: Bagaimana keadaan kecederaannya Doktor?
Doktor: Sebatang lembing terpacak di dahi anak Pak Cik tembus ke belakang tengkuknya. Kami takut sekiranya lembing itu terkena otaknya, anak pak cik boleh mati.

Pak Amin: Kalau tak terkena otak dia, dia mati tak doktor?
Doktor: Kalau tak kena tak matilah! Tetapi dalam keadaan sekarang keadaan itu adalah mustahil.

Pak Amin: Oh begitu.... Alhamdulillah selamat anak gua...
Doktor: Kenapa pak cik? Pak Cik tak bimbang ke lembing tu terkena otaknya?

Pak Amin: Anak saya tu Mat Rempit Doktor, Mat Rempit mana ada otak!


---- sumbangan: PDRM

Minggu, 19 Desember 2010

Geledek "El Loco" Kelas Dunia!

PIALA AFF
Geledek "El Loco" Kelas Dunia!
Senin, 20 Desember 2010 | 05:38 WIB
TRIBUN NEWS/DANY PERMANA
Penyerang Timnas Indoesia, Christian Gonzales merayakan golnya, setelah kembali menjadi penentu kemenangan Indonesia atas Filipina 1-0, dalam semifinal Piala AFF, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (19/12/2010).
JAKARTA, KOMPAS.com - Mendapat sedikit celah, ia mengontrol bola secara perlahan. Dan dengan ketenangan luar biasa, ia melepaskan tendangan geledek kelas dunia yang merobek jala Neil Etheridge. Ya, ia adalah pahlawan kemenangan timnas Indonesia atas Filipina, Christian "El Loco" Gonzales.
Satu hal yang membuat "El Loco" begitu hebat adalah kepercayaan dirinya. Bagaimana tidak, dalam 20 menit awal, Gonzales membuang tiga peluang emas. Seorang striker kacangan pasti mentalnya jatuh jika mengalami hal tersebut. Tapi, tidak Gonzales. Dengan kerja keras ia terus bersemangat. Tak pernah ada kata menyerah dalam kamusnya.
Bisa dilihat bagaimana setiap kali "El Loco" menguasai bola, dua hingga tiga pemain "The Azkals" langsung mengepungnya. Ia juga terus menerima provokasi dari pihak lawan. Namun, "El Loco" tak terpengaruh. Ia tetap fokus pada targetnya, menjebol gawang Filipina. Alhasil, kerja keras ini akhirnya terbayar melalui tendangan maut di menit ke-43.
Kecerdasan Gonzales benar-benar terlihat pada gol tersebut. Ia pintar menempatkan bola ke sudut atas tiang jauh. Bahkan kiper raksasa seperti Etheridge (191 cm) tak kuasa menahan laju bola. Ambisi pelatih Filipina, Simon McMenemy, sebelum pertandingan yang ingin mematikan Gonzales nyatanya tak berhasil.
Gol cantik Gonzales seakan membakar semangat sepak bola jutaan rakyat Indonesia. Bagi suporter yang berada di stadion, bisa dirasakan betul bagaimana Gelora Bung Karno seakan bergetar karena gol "El Loco". Bahagia, tawa, dan air mata bercampur jadi satu pada 80 ribu suporter Indonesia.
Gonzales seperti ingin memberi bukti kalau dirinya memang bisa membuat perbedaan di lapangan. Faktanya, dalam semua laga Piala AFF, Gonzales selalu memberi kontribusi hebat. Di partai pertama, ia sukses mencetak gol kedua lawan Malaysia. Golnya itu makin membangkitkan gairah "Tim Merah Putih" yang sempat down karena tertinggal. Hasilnya, Indonesia mengganyang Malaysia 5-1!
Berikutnya, melawan Laos dan Thailand, "El Loco" memang tak mencetak gol. Namun, ia memberi kontribusi positif dengan berandil pada dua penalti krusial. Dengan nafsu besar, ia nekat menerobos ke kotak penalti dan hal ini memaksa pihak lawan melanggarnya.
Lalu pada dua laga semifinal, Gonzales juga membuktikan kualitasnya sebagai striker jempolan. Dua gol cantik ia sarangkan melalui kepala dan kaki kirinya. Keraguan bahwa ia sudah terlalu tua dan tak punya nasionalisme, seakan sirna.
Gonzales telah membuktikan kalau ia memang pantas membela Indonesia. Tidak hanya berdasarkan gol, tapi juga berdasarkan kecintaannya untuk negeri ini. Setiap kali mencetak gol, Gonzales selalu mendedikasikan golnya untuk rakyat Indonesia.
Ia mungkin hanya pemain naturalisiasi. Dan ia mungkin tak memiliki darah Indonesia. Tapi, jangan pernah ragukan nasionalisme Gonzales. Usai mencetak gol, reaksi pertama yang ia lakukan adalah berlari ke arah tribun pendukung Indonesia dan mencium lambang Garuda di dadanya. Ia seolah ingin memperlihatkan pendukung Indonesia, betapa besar cintanya untuk negeri ini.
Maju terus, El Loco!

Jumat, 10 Desember 2010

Pembudidayaan Tanaman Dengan Teknik Cangkok dan Stek

Pembudidayaan Tanaman Dengan Teknik Cangkok dan Stek

D. Pembudidayaan Tanaman Dengan Teknik Cangkok dan Stek

Untuk pernbudidayaan tanaman dapat dilakukan dengan cara menyetek dan mencangkok. Kedua teknik ini merupakan teknik yang telah banyak digunakan untuk rnemperbanyak tanamin secara vegetative. Banyak keuntungan dari teknik ini, selain caranya mudah, juga dapat diperoleh keturunan yang banvak dalam waktu yang relatif cepat sehingga cara ini juga efektif untuk membudidayakan tanaman yang tergolong langka.
Mencangkok merupakan salah sattu cara memperoleh perakaran dari suatu cabang tanaman tanpa mcmotong cabang tersebut dari induknya.
'Ada dua cara mencangkok yang sering dilakukan di Indonesia, yaitu 'cangkok kerat dan cangkok belah. Cangkok kerat dilakukan terhadap tanaman vang kulitnya mudah untuk dilepas, sedangkan cangkok belah dilakukan untuk tanaman-tanaman yang kulitnya sukar dilepaskan. Waktu mencangkok sebaiknva dilakukan pada musim hujan. Bila
dilakukan pada musim kemarau, cangkokan sebaiknya harus selalu disiram untuk mencegah kekeringan. Adapun cara mencangkok adalah?
1) Tentukan satu jenis tanaman yang akan dicangkok. Biasanya dipilih dari tanaman yang berkualitas unggul, seperti rasa, ukuran buah, ukuran batang dan perawatan tanaman.
2) Pilihlah satu atau dua cabang yang masih sehat, tidak terlalu tua, dan
tidak terlalu muda.
3) Buatlah dua buah keratan melingkar pada daerah pangkal cabang. Jarak antara keratan yang satu dengan yang berikutnya berkisar antara 2-5 cm tergantung besarnya diameter cabang tanaman.
4) Lepaskan kulit di antara dua keratan tadi dan buanglah lapisan kambium yang masih melekat pada kayu dengan cara mengeriknya hingga lapisan kambium yang berupa lendir hilang.
5) Tutup bagian cabang vang telah dilepaskan kulitnya dengan media yang berupa bubuk sabut kelapa, pupuk kandang, kompos atau mos (akar pakis sararrg) r'arrg banyak tersedia di toko bibit tanaman dan buah-buahan.
6) Rungkus media c.rngkokan dengan sabut kelapa, ijuk, atau plastic yang dilubangi.
7) Basahilah cangkokan tersgb11t1ia p hari dengan air agar tetap lembab.
8) Biarkan beberapa n'aktu l.rmanva sampai terlihat adanya pertumbuhan akar di sekitar tanah penutup luka cabang tanamin yang dicangkok tersebut.
9) Potonglah cabang tadi di sebelah barvah keratan atau akar untuk di tanam terpisah dari induknva.
Stek merupakan salah satu cara memperoleh perakaran tanaman dari suatu bagian tanaman (cabang, pucuk, daun, atau akar) dengan memotong bagian tanaman tersebut dari induknya dan menanamnya dalam suatu media persemaian. Media persemaian untuk stek yang biasa digunakan adalah pasir atau campuran pasir dengan humus. salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan stek adalah mencegah terjadinya penguapan yang terlalu tinggi pada stek tersebut.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah daun dan mempertinggi kelembaban udara di sekitar media. Berikut ini adalah langkah menyetek cabang tanaman:
1) Siapkan wadah persemaian yang telah berisi media berupa campuran pasir dan humus dengan perbandingan 3 : 1.
2) Tentukan satu atau beberapa bagian tanaman yang akan distek.
3) Pilihlah satu bagian cabang taniman yang sehat dari tanaman yang
akan distek.
4)Buatlah beberapa potongan cabang yang telah dipilih tadi, masingmasing panjangnya sekitar 10-20 cm tergantung panjang ruas pada cabang tersebut. Bagian bawah dari potongan dibuat runcing untuk memperluas tempat tumbuhnya akar. Setiap potongan cabang dapat disertai dengan daun atau tidak. Potongan cabang yang disertii daun, jumlah daunnya diusahakan tidak terlampau banyak.
5) Tanamkan potongan-potongan cabang tadi pada baki persemaian yang telah disediakan, kemudian tutuplah baki tersebut dengan kaca atau plastik bening untuk menjaga kelembaban di sekitar persemaian. (untuk stek daun dan pucuk, pengerjaannya hampir mirip dengan Iangkah di atas)

Proses Pengangkutan Pada Tumbuhan

C. Proses Pengangkutan Pada Tumbuhan


1. Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral

Pengangkutan air dan garam - garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan mineral diserap dari dalam tanah menuju sel - sel akar.

Pengangkutan ini dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebagai mekanisme pengangkutan ekstravaskuler. kedua , air dan mineral diserap oleh akar. selanjutnya diangkut dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu (xilem), sehingga proses pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler.

Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan.



a. Pengangkutan Ekstravaskuler
Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas dan simplas.


1. Pengangkutan Apoplas

Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup dari akar tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan dinding sel dari suberin dan lignin yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan demikian, pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.



2. Pengangkutan Simplas

Padap engangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang lain melaluivplasmodesmata. Sistem pengangkutan ini , menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel - sel bulu akar menuju sel - sel korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam mineral siap diangkut keatas menuju batang dan daun.



b. Pengangkutan melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)
Setelah melewati sel - sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar menuju batang sampai kedaun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel - sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel - sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem.



2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengangkutan Air.

a. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)
Pada organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata ) yang dikenal sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun kehilanagan air dan timbul tarikan terhadap air yang ada pada sel – sel di bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari akar menuju ke daun. Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan dalam proses penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri merupakan mekanisme pengaturan fisiologis yan g herhubungan dengan proses adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari daun, yaitu:
1) Temperatur udara, makin tinggi temperature , kecepatan transprasi akan semakin tinggi.
2) Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.
3) Kelembaban udara
4) Kandungan air tanah.
Di samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor dalam tumbuhan di antaranya adalah banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah, dan ukuran stomata.
b. Kapilaritas Batang
Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu (xilem) tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler.
Dengan kata lain, pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara molekul air dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan tarikan terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara bersambungan.
c. Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap air dan €taram mineral baik siang maupun malam. Pada malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap menggunakan energi untuk memompa ion – ion mineral ke dalam xilem. Endodermis yang mengelilingi stele akar tersebut membantu mencegah kebocoran ion - ion ini keluar dari stele.
Akumulasi mineral di dalam stele akan menurunkan potensial air. Air akan mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar juga menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih pada malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun.
Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air pada ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun
kecil herba (tumbuhan tak berkayu) dikotil.

3. Pengangkutan Hasil Fotosintesis

Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi. Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh tapis). Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam amino,dan hormon, berbeda dengan pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan satu arah dari akar ke daun, pengangkutan pada pembuluh xylem yang berjalan satu arah dari akar kedaun, pengengkutan pada pembuluh floem dapat berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber gula (tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang memerlukannya.
Satu pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh bisa membawa cairan floem dalam satu arah sementara cairan didalam pipa lain dalam berkas yang sama dapat mengalir dengan arah yang berlaianan. Untuk masing – masing pembuluh tapis, arah transport hanya bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan makanan yang dihubungkan oleh pipa tersebut.

organ-organ pada tumbuhan

B. Organ Pada Tumbuhan

Tumbuhan memiliki bermacam-macam organ yang tersusun atas beberapa jaringan tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, organ pada tumbuhan dibedakan menjadi organ sebagai alat hara (orgnna nutritiaum), dan organ reproduksi (organa reproductikum). Alat hara meliputi akar, batang, dan daun, sedangkan organ reproduksi berupa putik dan benang sari yang terdapat pada bunga.


1. Akar

Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat pencengkeram pada tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar memiliki bagian pelindung berupa tudung akar yang tidak dimiliki oleh organ lain. Berdasarkan asal terbentuknya, akar dapat dibedakan atas akar primer dan akar adventitif. Akar primer terbentuk dari bagian ujung embrio dan dari perisikel, sedangkan akar adventitif berkembang dari akar yang telah dewasa selain dari perisikel atau keluar dari organ lain seperti dari daun dan batang.
Pada kebanyakan tumbuhan dikotil dan gimnospermae, sistem perakaran berupa akar tunggang yang memiliki satu akar pokok yang besar, sedangkan pada tumbuhan monokotil berupa akar serabut, yang berupa rambut dan berukuran relatif sama.
Pada irisan membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang paling ujung disebut ujung akar. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar (kaliptra). Kemudian dari ujung akar ke arah atas, terdapat zona pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem apikal dan turunannya yang disebut meristem primer. Menuju ke atas, zona pembelahan menyatu dengan zona pemanjangan. Pada zona pemanjangan, sel-sel memanjang sampai sepuluh kali panjang semula, pemanjangan sel ini berguna untuk mendorong ujung akar (termasuk meristem) kedepan. Semakin keatas , zona pemanjangan akan bergabung dengan zona pematangan. Pada zona pematangan, sel – sel jaringan akar menyelesaikan dan menyempurnakan diferensiasinya.
Apabila kita membuat irisan melintang akar muda, maka akan terlihat struktur sel dan jaringan penyusun akar, berturut – turut, yaitu epidermis, korteks, endodermis dan stele (silinder pusat).
Lapisan terluar dari akar adalah epidermis yang tersusun atas sel –sel yang tersusun rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, dan memanjang, sejajar sumbu akar. Dinding sel epidermis tersusun dari bahan selulosa dan pectin yang menyerap air. Epidermis akar biasanya satu lapis. PErmukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan yaitu berupa rambut atau bulu akar.
Korteks akar terutama terdiri atas jaringan parenkim yang relative renggang dan sedikit jaringan penyokongnya. Di sebelah dalam lapisan epidermis sering terdapat selapis atau beberapa lapis sel membentuk jaringan padat yang disebut hipodermis atau eksodermis yang dinding selnya mengandung suberin dan lignin.
Di sebelah dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung membentuk silinder dan memisahkan korteks dari slinder berkas pengangkut di sebelah dalamnya. Lapisan ini disebut endodermis. Sel-sel endodermis membentuk pita kaspari, yaitu penebalan dari suberin dan lignin pada sisi radial. Akibat adanya penebalan ini, larutan tidak bisa menembusnya.
Silinder pusat akar (stele) tersusun atas berkas pengangkut. Bagian ini dipisahkan dari korteks oleh endodermis. Bagian luar yang berbatasan dengan endodermis adalah perisikel yang tersusun atas sel-sel parenki berdinding tipis dan mempunyai potensi meristematik, sehingga sering disebut sebagai perikambium. Peranan perisikel terutama sebagai awal terbentuknya cabang akar tempat terjadinya kambium vaskuler, kambium gabus dan berperan dalam proses penebalan akar. sebelah dalam perisikel terdapat berkas pengangkut xilem dan floem. Xilem pada tumbuhan dikotil mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun seperti bentuk bintang, sedangkan pada tumbuhan monokotil, xilem dan floem letaknya berselang-seling.

2. Batang

Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam lingkaran. Pada tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan xilem terdapat cambium yang menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil.
Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder.
Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan dikotil, yaitu:
a) kambium pembuluh (vascular cambium) yairg menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke arah dalam dan floem sekunder ke arah luar,
b) kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang menggantikan epidermis pada batang dan akar.
Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung kloroplas. Empulur mempunyai ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas perikambium yang disebut perisikel. Perikambium dibatasi oleh floem primer di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya. Jari-jari empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet sel,
mulai dari empulur sampai dengan floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan pengangkutan makanan ke arah radial. Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak berupa garis-garis halus yang membentuk lingkaran tahun.

3. Daun

Struktur morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu, struktur morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun dapat dilihat dari: bentuk tulang daun (menvirip, menjari, melengkung, dan sejajar); bangun daun atau bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai,
jantung, dan bulat telur); tepi daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata); bentuk ujung daun (runcing,meruncing, tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk pangkal daun (runcing, meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan prmukaan (licin, kasap, berkerut, berbulu, dan bersisik).
Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Bila kita mengamati preparat irisan melintang daun, maka akan kita jumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai dengan fungsi daun tersebut. Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan pengangkut.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus sebagai adaptasi untuk berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya stoma yang dalam jumlah banyak disebut stomata. Stomata tersusun atas sel penutup dan sel tetangga yang banyak mengandung kloroplas. Adanya stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel – sel fotosintetik dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga merupakan jalan keluarnya uap air.
Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga dapat kita jumpai jaringan parenkim yang menyusun mesofil daun dan terdiri atas parenkim palisade (parenkim pagar / jaringan tiang) dan parenkim spons (parenkim bunga karang. Parenkim palisade terdiri atas sel – sel yang memanjang di sel –sel bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai tempat pertukaran gas selama fotosintesis berlangsung.
Hamper semua daun memiliki berkas pengangkut yang tampak sebagai tulang daun atau urat daun. Tulang daun ini berisi pembuluh angkut xylem dan floem. Berkas pengangkut pada daun berfungsi untuk mengangkut air dan hasil fotosintesis pada daun.

4. Bunga

Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan rnerupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. |ika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi
dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi.
Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan sifat daun. Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi kuncup bunga sebelum bunga mekar. Mahkota bunga biasanya memiliki warna dan bentuk yang menarik jika dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota bunga ini berperan dalam menarik serangga dan agen penyerbukan yang
lain. Benang sari merupakan bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada bunga, benang sari terdiri atas kepala sari yang merupakan tempat berkembangnya serbuk sari (gametofit jantan) dan suatu tangkai yang disebut filamen (tangkai sari).
Putik merupakan alat reproduksi betina pada bunga. Pada putik terdapat kepala putik yang biasanya memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat menempelnya serbuk sari. Selain itu, putik memiliki saluran yang disebut tangkai putik. Saluran ini menuju ke ovarium pada dasar bunga yang mengandung bakal buah tempat sel telur (gametofit betina).

Rabu, 08 Desember 2010

pasang kalender

Sabtu, Juli 21, 2007

Pasang Kalender di Blog

Sobat Guest452, itulah nama yang di kenalkan pada shoutbox. Beliau membredel shoutbox sebanyak tiga kali berturut-turut dengan permintaan agar di postingkan cara membuat Kalender pada blog. Untuk menghormati keinginan beliau ini, maka saya coba bahas tentang bagaimana cara pasang kalender di dalam blog.

Untuk memasang sebuah kalender kita bisa memanfaatkan berbagai situs penyedia kalender gratisan. Situs seperti ini sangatlah banyak, tentunya mereka berlomba dengan menampilkan kalender-kalender yang menarik untuk di lihat. Agar tidak terlalu bingung mencarinya, saya berikan contoh satu saja yaitu http://www.free-blog-content.com. Silahkan coba sobat kunjungi situs tersebut ! kalender yang di sediakan sangat beragam. Silahkan klik kategori yang ada untuk memilih bentuk kalender yang sobat sukai, kemudian copy kode yang di berikan di bawah gambar kalender lalu paste pada notepad untuk nanti keperluan di simpan di blog.

salah satu contoh gambar yang di sediakan seperti ini :






Untuk cara instalasi, silahkan ikuti langkah-langkah berikut !

Untuk Template klasik

  1. Sig in di blogger dengan id sobat
  2. Klik menu Template
  3. Klik menu Edit HTML
  4. Copy seluruh kode HTMl lalu paste pada program notepad kemudian save. Ini di maksudkan untuk berjaga-jaga apabila terjadi kesalahan dalam proses editting template, sobat masih mempunyai data untuk mengembalikannya ke semula
  5. Copy kode yang tadi telah ada di notepad lalu paste pada tempat yang di inginkan, mau di sidebar atau di manapun boleh
  6. Klik tombol Simpan Perubahan Template
  7. Selesai.



Untuk Template baru

  1. Sign in di blogger dengan id sobat
  2. Klik menu layout
  3. Klik menu Elemen Halaman
  4. Klik tulisan Tambahkan sebuah elemen halaman
  5. Klik tombol TAMBAHKAN KE BLOG di bawah tulisan HTML/JavaScript
  6. Copy kode yang tadi telah ada di notepad lalu paste pada kolom yang di sediakan
  7. Klik tombol SIMPAN PERUBAHAN
  8. Pindahkan elemen yang baru di buat pada tempat yang sobat inginkan, lalu klik tombol SIMPAN
  9. Selesai.

Keistimewaan Yogyakarta Jangan Diganggu Gugat

Kamis, 09/12/2010 08:27 WIB
Keistimewaan Yogyakarta Jangan Diganggu Gugat 
Efriza - detikNews





Jakarta - Kisruh di seputar keistimewaan Yogyakarta mengenai mekanisme pengisian jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta masih terus berlangsung. Kini memasuki ranah yang lebih serius mengenai keinginan masyarakat Yogyakarta untuk referendum terhadap permasalahan tersebut. Jika dibiarkan berlarut-larut ke depannya akan mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Perdebatan ini berawal dari pernyataan Presiden Yudhoyono di depan sidang kabinet. Soal monarki yang bertabrakan dengan konstitusi dan nilai-nilai demokrasi pada 26 November lalu.

Dalam perkembangan kasus ini Pemerintah tetap bersikeras. Agar kepala daerah dipilih melalui pemilihan yang demokratis. Dengan alasan menghargai dan menghormati UUD 1945, berdasarkan Pasal 18 ayat (4) yang berbunyi, "Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis", sehingga draf Rancangan Undang-Undang Keistimewaan, tetap dipertahankan.

Mekanisme pemilihan merupakan sikap resmi yang disampaikan pemerintah, yang kini dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga menjabat Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Sikap ini juga ditunjukkan oleh Fraksi Partai Demokrat di DPR. Sedangkan, fraksi-fraksi lain, seperti Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, dan PDI Perjuangan, setuju dengan penetapan.

Perdebatan ini masih akan terus bergulir. Karena pemerintah mengulur waktu menyampaikan draf rancangan undang-undang ini sehingga tugas parlemen untuk mulai memperdebatkannya, menyempurnakan draf itu, termasuk juga menolaknya dan membuat versi lain, terhambat oleh sikap pemerintah yang menunda tersebut.

Terhadap sikap pemerintah ini yang merujuk kepada Pasal 18 ayat (4) tersebut, masih dapat diperdebatkan. Memang tak bisa dipungkiri pemilihan kepala daerah telah diselenggarakan atas adanya klausul pasal 18 ayat (4) tersebut melalui amandemen UUD 1945 pada tahun 2000 lalu.

Namun, untuk Pemilihan Gubernur di Yogyakarta, semestinya pemerintah membaca kembali rujukan UU No 32 Tahun 2004 yang telah mengatur secara limitatif dalam Pasal 226 ayat (2) yang berbunyi, "Keistimewaan untuk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagaimana dimaksud dalam UU No  22 Tahun 1999, adalah, tetap dengan ketentuan bahwa penyelenggaraan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta didasarkan pada UU ini". Jadi penyelenggaraan pemerintahan tetap merujuk UU ini.

Rujukan UU No 32 Tahun 2004 itu tepat dengan semangat UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 18B ayat (1) yang menyatakan, "Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa dengan undang-undang".

Jika pemerintah tetap memaksakan untuk menggunakan Pasal 18 ayat (4) tersebut, dengan argumentasi bahwa kepala daerah dipilih secara demokratis, sepertinya pemerintah melupakan. Bahwa, rujukan tersebut sekarang ini masih tetap diperdebatkan oleh banyak kalangan. Terutama yang menolak untuk Pemilihan Gubernur di seluruh Indonesia dipilih langsung.

Bagi mereka rujukan Pasal 18 ayat (4) itu hanya mencantumkan kata-kata dipilih secara demokratis, yang menimbulkan asumsi bahwa DPRD tempo lalu dalam memilih Gubernur juga demokratis. Misal, bagi Mantan Anggota KPU Mulyana W Kusumah, bahwa "Tidak ada perintah konstitusi bahwa pilkada harus dipilih oleh rakyat secara langsung. Aturan itu beda dengan Pasal 6A ayat (1) UUD 1945, yang menyatakan, presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat".

Bahkan, Mulyana menegaskan, Pasal 18 ayat (4) juga menyatakan, kepala daerah dan wakilnya tidak dipilih dalam satu paket (pasangan). "Dengan kata lain konstitusi memang tidak mengamanatkan dilakukannya pilkada langsung".

Asumsi mereka memang dapat dibenarkan karena rujukan Pemilu dalam konstitusi kita tidak seragam. Misal, Dalam Pasal 6A ayat (1) UUD 1945 dirumuskan: "Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat". Kemudian Pasal 18 ayat (4) dikatakan: "Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis".

Selanjutnya dalam Pasal 19 ayat (1) disebutkan: "Anggota DPR dipilih melalui pemilu". Lalu Pasal 22C ayat (1) disebutkan bahwa "Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilu". Dengan demikian tampak jelas tidak adanya keseragaman dalam merujuk kepada hal yang sama, yaitu pemilu. Seharusnya kata-kata tersebut diseragamkan dengan menggunakan istilah yang baku: "dipilih melalui pemilu".

Dari perdebatan ini mekanisme pengisian jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta semestinya tetap dipertahankan. Selain untuk penghormatan pemerintah terhadap satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus juga pelestarian kebudayaan kita.

Semestinya dilakukan oleh pemerintah dan DPR bukan memperdebatkan sesuatu yang telah disepakati tetapi membuat aturan yang terperinci tentang UU Keistimewaan Yogyakarta. Misal tentang prosedur mangkat, atau mekanisme jika terjadi perebutan kekuasaan antara Kesultanan dan Paku Alam dikemudian hari. Banyak lagi persoalan ini yang semestinya harus dijawab dan dimasukkan dalam UU Keistimewaan Yogyakarta ke depan.

*) Efriza adalah penulis buku "Parlemen Indonesia Geliat Volksraad Hingga DPD, Menembus Lorong Waktu Doeloe, Kini, dan Esok"

Sumber Air Minum Terbaik Ada di Pegunungan Vulkanik

Rabu, 08/12/2010 18:09 WIB

Sumber Air Minum Terbaik Ada di Pegunungan Vulkanik

Merry Wahyuningsih - detikHealth
<p>Your browser does not support iframes.</p>


img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Manusia membutuhkan air tanah yang bersih untuk dikonsumsi. Tapi tidak semua mata air layak dikonsumsi, karena sifat dan kandungannya selalu berbeda. Sumber air minum terbaik adalah sumber air yang terdapat di pegunungan vulkanik.

"Sumber air minum terbaik berasal dari mata air pegunungan vulkanik yang berasal dari air tanah dalam. Hal ini berdasarkan pada penjelasan ilmiah bahwa mata air pegunungan vulkanik relatif bebas pencemaran, mengandung mineral alami yang seimbang dan memenuhi ketiga syarat karakteristik sumber air tanah yang baik," ujar Prof Dr Sari Bahagiarti, MSc., ahli hidrogeologis dari UPN Veteran Yogyakarta, dalam acara Anugerah Abikarya Syandana 'Air adalah kebaikan alam dan manfaatnya bagi tubuh' di Rumah Imam Bondjol, Menteng, Jakarta, Rabu (8/12/2010).

Prof Sari menjelaskan, ketiga syarat karakteristik sumber air tanah yang baik adalah kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Dari sisi kualitas, artinya sumber air minum tersebut memenuhi standar tiga pengukuran, yaitu sifat fisik, kimiawi dan biologis.

Dari aspek fisik, sumber air minum tidak boleh berwarna, berbau, berasa dan keruh. Dari aspek kimiawi, bahan air minum tidak boleh mengandung logam berat (misalnya mercuri, nikel, timbal, seng dan perak), atau pun zat beracun seperti senyawa hidrokarbon dan deterjen.

Sedangkan pada aspek biologis, air minum tidak boleh mengandung mikroba, khususnya bakteri entamoeba koli.

"Selain itu, sumber air pegunungan vulkanik umumnya berada pada lapisan air tanah dalam yang tidak terpengaruh musim kemarau atau pun musim hujan. Lapisan air tanah tersebut tidak memiliki hubungan dengan air permukaan," jelas Prof Sari.

Dari sisi kuantitatif, lanjut Prof Sari, mata air pegunungan vulkanik yang berasal dari air tanah dalam juga memiliki cadangan air yang sangat besar, sehingga biasanya muncul sebagai mata air artesis.

Sedangkan dari sisi kontinuitas, dengan curah hujan yang normal dan lingkungan yang hijau di daerah pegunungan, maka keberlangsungan sumber air di daerah pegunungan dapat terus terjaga.

Prof Sari juga menambahkan bahwa sumber mata air pegunungan secara alamiah terbentuk dari air hujan yang terinfiltrasi ke dalam sistem lapisan-lapisan batuan vulkanik akibat gaya gravitasi.

"Dalam perjalanannya melalui lapisan-lapisan batuan vulkanik, air hujan tersebut tersaring dan menyerap mineral-mineral yang penting untuk tubuh manusia secara alami, seperti kalsium, sodium, magnesium dan potasium. Proses alamiah tersebut menghasilkan air dengan kandungan mineral seimbang yang alami," jelas Prof Sari lebih lanjut.

Lantas apa dampaknya bila pegunungan vulkanik mengalami erupsi?

"Gunung vulkanik yang mulai aktif jelas mempengaruhi sumber air di sekitarnya. Dari penelitian kami pasca erupsi Merapi tahun 2006, ternyata ada perubahan kandungan air. Tidak hanya kandungan mineral, tetapi juga fluoresens, yang bisa membahaya kesehatan. Tapi kandungan ini akan kembali normal setelah beberapa waktu. Untuk erupsi Merapi yang kemarin, kami belum punya datanya, karena penelitiannya sedang berlangsung," jelas Prof Sari.

Rabu, 01 Desember 2010

Fisika di Balik Keindahan Bulu Merak

HARUN YAHYA


Kirim artikel ini



Tak seorang pun yang memandang corak bulu merak kuasa menyembunyikan kekaguman atas keindahannya. Satu di antara penelitian terkini yang dilakukan para ilmuwan telah mengungkap keberadaan rancangan mengejutkan yang mendasari pola-pola ini.
Para ilmuwan Cina telah menemukan mekanisme rumit dari rambut-rambut teramat kecil pada bulu merak yang menyaring dan memantulkan cahaya dengan aneka panjang gelombang. Menurut pengkajian yang dilakukan oleh fisikawan dari Universitas Fudan, Jian Zi, dan rekan-rekannya, dan diterbitkan jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, warna-warna cerah bulu tersebut bukanlah dihasilkan oleh molekul pemberi warna atau pigmen, akan tetapi oleh struktur dua dimensi berukuran teramat kecil yang menyerupai kristal. (1)
Zi dan rekan-rekannya menggunakan mikroskop elektron yang sangat kuat untuk menyingkap penyebab utama yang memunculkan warna pada bulu merak. Mereka meneliti barbula pada merak hijau jantan (Pavo rnuticus). Barbula adalah rambut-rambut mikro yang jauh lebih kecil yang terdapat pada barb, yakni serat bulu yang tumbuh pada tulang bulu. Di bawah mikroskop, mereka menemukan desain tatanan lempeng-lempeng kecil berwarna hitam putih, sebagaimana gambar di sebelah kanan. Desain ini tersusun atas batang-batang tipis yang terbuat dari protein melanin yang terikat dengan protein lain, yakni keratin. Para peneliti mengamati bahwa bentuk dua dimensi ini, yang ratusan kali lebih tipis daripada sehelai rambut manusia, tersusun saling bertumpukan pada rambut-rambut mikro. Melalui pengkajian optis dan penghitungan, para ilmuwan meneliti ruang yang terdapat di antara batang-batang tipis atau kristal-kristal ini, berikut dampaknya. Alhasil, terungkap bahwa ukuran dan bentuk ruang di dalam tatanan kristal tersebut menyebabkan cahaya dipantulkan dengan beragam sudut yang memiliki perbedaan sangat kecil, dan dengannya memunculkan aneka warna.
"Ekor merak jantan memiliki keindahan yang memukau karena pola-pola berbentuk mata yang berkilau, cemerlang, beraneka ragam dan berwarna," kata Zi, yang kemudian mengatakan, "ketika saya memandang pola berbentuk mata yang terkena sinar matahari, saya takjub akan keindahan bulu-bulu yang sangat mengesankan tersebut."(2) Zi menyatakan bahwa sebelum pengkajian yang mereka lakukan, mekanisme fisika yang menghasilkan warna pada bulu-bulu merak belumlah diketahui pasti. Meskipun mekanisme yang mereka temukan ternyata sederhana, mekanisme ini benar-benar cerdas.
Jelas bahwa terdapat desain yang ditata dengan sangat istimewa pada pola bulu merak. Penataan kristal-kristal dan ruang-ruang [celah-celah] teramat kecil di antara kristal-kristal ini adalah bukti terbesar bagi keberadaan desain ini. Pengaturan antar-ruangnya secara khusus sungguh memukau. Jika hal ini tidak ditata sedemikian rupa agar memantulkan cahaya dengan sudut yang sedikit berbeda satu sama lain, maka keanekaragaman warna tersebut tidak akan terbentuk.
Sebagian besar warna bulu merak terbentuk berdasarkan pewarnaan struktural. Tidak terdapat molekul atau zat pewarna pada bulu-bulu yang memperlihatkan warna struktural, dan warna-warna yang serupa dengan yang terdapat pada permukaan gelembung-gelembung air sabun dapat terbentuk. Warna rambut manusia berasal dari molekul warna atau pigmen, dan tak menjadi soal sejauh mana seseorang merawat rambutnya, hasilnya tidak akan pernah secemerlang dan seindah bulu merak.
Telah pula dinyatakan bahwa desain cerdas pada merak ini dapat dijadikan sumber ilham bagi rancangan industri. Andrew Parker, ilmuwan zoologi dan pakar pewarnaan di Universitas Oxford, yang menafsirkan penemuan Zi mengatakan bahwa penemuan apa yang disebut sebagai kristal-kristal fotonik pada bulu merak memungkinkan para ilmuwan meniru rancangan dan bentuk tersebut untuk digunakan dalam penerapan di dunia industri dan komersial. Kristal-kristal ini dapat digunakan untuk melewatkan cahaya pada perangkat telekomunikasi, atau untuk membuat chip komputer baru berukuran sangat kecil. (3)
Jelas bahwa merak memiliki pola dan corak luar biasa dan desain istimewa, dan berkat mekanisme yang sangat sederhana ini, mungkin tidak akan lama lagi, kita akan melihat barang dan perlengkapan yang memiliki lapisan sangat cemerlang pada permukaannya. Namun, bagaimanakah desain memesona, cerdas dan penuh ilham semacam ini pertama kali muncul? Mungkinkah merak tahu bahwa warna-warni pada bulunya terbentuk karena adanya kristal-kristal dan ruang-ruang antar-kristal pada bulunya? Mungkinkah merak itu sendiri yang menempatkan bulu-bulu pada tubuhnya dan kemudian memutuskan untuk menambahkan suatu mekanisme pewarnaan padanya? Mungkinkah merak telah merancang mekanisme itu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan desain yang sangat memukau tersebut? Sudah pasti tidak.
Sebagai contoh, jika kita melihat corak mengagumkan yang terbuat dari batu-batu berwarna ketika kita berjalan di sepanjang tepian sungai, dan jika kita melihat pula bahwa terdapat pola menyerupai mata yang tersusun menyerupai sebuah kipas, maka akan muncul dalam benak kita bahwa semua ini telah diletakkan secara sengaja, dan bukan muncul menjadi ada dengan sendirinya atau secara kebetulan. Sudah pasti bahwa pola-pola ini, yang mencerminkan sisi keindahan dan yang menyentuh cita rasa keindahan dalam diri manusia, telah dibuat oleh seorang seniman. Hal yang sama berlaku pula bagi bulu-bulu merak. Sebagaimana lukisan dan desain yang mengungkap keberadaan para seniman yang membuatnya, maka corak dan pola pada bulu merak mengungkap keberadaan Pencipta yang membuatnya. Tidak ada keraguan bahwa Allahlah yang merakit dan menyusun bentuk-bentuk mirip kristal tersebut pada bulu merak dan menghasilkan pola-pola yang sedemikian memukau bagi sang merak. Allah menyatakan Penciptaannya yang tanpa cacat dalam sebuah ayat Al Qur'an:
Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik  Bertasbih KepadaNya apa yang ada di langit dan di bumi.  Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Hasyr, 59:24)

PLN Vs ROKOK

oleh Neutrino pada Juli 30, 2010, 12:00:00
Majelis Ulama Indonesia baru-baru ini mengeluarkan fatwa penting mengenai haramnya merokok. Fatwa ini menimbulkan kontroversi banyak pihak, satu sisi mendukung tentang haramnya rokok dari sisi medis, sedangkan yang di seberang menolak karena memandangnya bahwa fatwa tersebut belum urgent dan bisa mengancam industri rokok yag ada di daerah dan tentu berpotensi menambah pengangguran terbuka yang ada di Indonesia.

Lain hal, LBM NU Jateng dan PCNU Jepara pada 1 September 2007. Mubahatsah atau pembahasan yang diikuti sekitar 100 kiai dari wilayah Jateng memutuskan bahwa PLTN Muria hukumnya haram, mengingat dampak negatifnya lebih besar daripada dampak positifnya.

Lalu apa hubungan antara rokok dengan PLTN diatas? Keduanya difatwakan haram oleh ulama, meskipun masih mengundang kontroversi. Terlepas dari fatwa para ulama tersebut, sekarang kita akan membandingkan tingkat bahaya antara rokok dengan PLTN dilihat dari radioaktifitasnya.

Jika kita merujuk data dari US Departmen of Health, Division of Radiation Protection yang dikeluarkan tahun 2002, sinar kosmis menghasilkan dosis 26 mrem/tahun. Radioisotop di permukaan bumi mengandung 29 mrem/tahun. Gas Radon di Atmosfer mengambil kontribusi sebesar 200mrem/tahun. Dalam tubuh manusia pun memancarkan radiasi (dari Karbon - 14 dan Kalium - 40 ) sebesar 40 mrem/tahun. Sinar X untuk diagnosa kesehatan memberikan andil 39 mrem/tahun. Sedangkan aktivitas kedokteran nuklir lainnya memberikan 14mrem/tahun. Instrumen elektronik seperti TV, komputer memberikan 11 mrem/tahun. Dan sisa ledakan nuklir (fall out), reaktor nuklir, pesawat terbang memberikan 1 mrem/tahun. Sehingga total dosis yang diterima tiap manusia di AS secara rata-rata adalah 361 person mrem/tahun atau 0,3 person rem/tahun (1 rem = 1.000 mrem). Hal ini dipenuhi dengan syarat yang bersangkutan tidak merokok.

Sebagai catatan, PLTN dengan daya 1.000 MWatt menghasilkan dosis radiasi mencapai 4,8 person rem/tahun. Namun pemerintah AS membatasi agar pekerja PLTN dan sektor nuklir lainnya hanya menerima dosis maksimum sebesar 100 person mrem/tahun saja. Sementara dalam PLTU dengan daya 1.000 MWatt dengan tingkat radiasi 100 kali lebih besar (yakni 490 person rem/tahun), belum ditemui ada kebijakan yang sama.

Sedangkan untuk rokok ternyata diketahui mengandung Radioisotop Polonium-210. Ini akan menambahkan dosis ekivalen sebesar 29,1 person rem/tahun untuk manusia perokok. Dan akan didapatkan dalam jaringan epitel paru-parunya dosis sebesar 6,6 - 40 person rem/tahun. Sementara pada bronchiolus-nya sebesar 1,5 person rem/tahun.

Rokok ternyata tidak hanya mengandung polonium (210Po) namun juga timbal (210Pb), yang keduanya termasuk dalam kelompok radionuklida dengan toksik sangat tinggi. Po-210 adalah pemancar radiasi- α, sedangkan Pb-210 adalah pemancar radiasi-ß. Kedua jenis radiasi tersebut, terutama radiasi- α berpotensi untuk menimbulkan kerusakan sel tubuh apabila terhisap atau tertelan. Kejadian kanker paru pada perokok pun belakangan ditengarai lebih disebabkan oleh radiasi-α & bukan diakibatkan karena tar dalam tembakau.

Lalu, bagaimana bisa 210Po & 210Pb bisa sampai di rokok? Ternyata tanah, sebagai tempat tumbuh tanaman tembakau- bahan utama rokok, mengandung radium (226Ra). Radium ini adalah atom induk yang nantinya dapat meluruh dan dua di antara sekian banyak unsur luruhannya adalah 210Po & 210Pb. Melalui akar, 210Po & 210Pb pun terserap oleh tanaman tembakau. Hal ini bisa diperparah dengan penggunaan pupuk fosfat yang mengandung kedua unsur tersebut. Tentu saja ini menambah konsentrasi 210Po & 210Pb dalam tembakau.

Mekanisme lain dan yang utama, adalah lewat daun. Po-210 & Pb-210 terendapkan pada permukaan daun tembakau sebagai hasil luruh dari gas radon (222Rn) yang berasal dari kerak bumi & lolos ke atmosfer. Daun tembakau memiliki kemampuan tinggi untuk menahan & kemudian mengakumulasi 210Po & 210Pb karena adanya bulu-bulu tipis ~yang disebut trichomes~ di ujung-ujungnya.

Meski aktivitasnya cukup rendah (3 - 5 mili Becquerel/batang) - dibandingkan dengan ambang batas dosis mematikan Polonium-210 untuk manusia berbobot 80 kg yakni sebesar 148 juta Becquerel (4 mili Curie). Namun aktivitas merokok membuat Polonium-210 terhirup dan terdepositkan ke dalam paru-paru tanpa bisa diekskresikan secara langsung oleh tubuh mengingat sifatnya sebagai logam berat dan memiliki sifat kimiawi mirip Oksigen sehingga tidak bisa diikat oleh CO2 maupun ion HCO3- (kecuali ada perlakuan khusus dengan meminum pil EDTA misalnya, itupun diragukan apa bisa melakukan Polonium removal di paru-paru).

Jika diasumsikan perokok yang bersangkutan mengkonsumsi rata-rata 2 bungkus rokok/hari selama lima tahun tanpa terputus, akumulasi Polonium-210 nya sudah cukup mampu menghasilkan perubahan abnormal pada alvoeli. Dan jika konsumsi terus berlanjut tanpa terputus, maka dalam masa 10 - 15 tahun sejak awal menjadi perokok, perokok yang bersangkutan sudah sangat berpotensi menderita kanker paru-paru, seperti nampak pada penelitian di Brazil (berdasarkan tembakau setempat). Jika konsumsi dikurangi menjadi 1 bungkus rokok/hari tanpa terputus, maka baru dalam 25 - 30 tahun kemudian potensi menderita kanker paru-paru mulai muncul.

Jadi jika pekerja sektor nuklir mendapatkan radiasi 100 person mrem/tahun. Mereka yang bekerja di PLTU dan mereka yang merokok menerima paparan radiasi berkali-kali lipat lebih besar. Jadi wajar saja jika banyak mereka yang mati karena radiasi akibat rokok atau PLTU dibanding para pekerja dalam sektor nuklir.

Dan jika kita ingin lebih ekstrim lagi, sebenarnya para warga Semenanjung Muria (Kudus -Pati - Jepara), dimana disana banyak terdapat industri rokok dan juga beberapa PLTU, sebenarnya sudah menkonsumsi radiasi jauh-jauh hari bahkan sebelum PLTN dibangun.

Dari Berbagai Sumber

Tedy Tri Saputro
Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

Rabu, 24 November 2010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran          : Fisika
Kelas / Semester        : X / 1
Pertemuan ke            : 3 dan 4
Alokasi Waktu          : 3 x 45 menit
Standar Kompetensi   : Mengukur besaran dan menerapkan satuannya
Kompetensi Dasar     : Mengukur besaran fisika ( panjang, massa dan waktu )
Indikator                   : 1. Menyebutkan bagian-bagian jangka sorong
2. Mengoperasikan jangka sorong
3. Menyebutkan bagian-bagian micrometer sekrup
4. Mengoperasikan micrometer sekrup
5. Mengoperasikan alat ukur massa ( neraca tiga lengan )
6. Mengoperasikan alat ukur waktu ( stop watch )
7. Membaca hasil pengukuran masing-masing alat
8. Menuliskan hasil pengukuran masing-masing alat

I.       Tujuan Pembelajaran
Sesudah pembelajaran peserta didik dapat :
1. Menyebutkan bagian-bagian jangka sorong
2. Mengoperasikan jangka sorong
3. Menyebutkan bagian-bagian micrometer sekrup
4. Mengoperasikan micrometer sekrup
5. Mengoperasikan alat ukur massa ( neraca tiga lengan )
6. Mengoperasikan alat ukur waktu ( stop watch )
7. Membaca hasil pengukuran masing-masing alat
8. Menuliskan hasil pengukuran masing-masing alat

II.    Materi Pembelajaran
Pengukuran panjang, massa dan waktu

1. Jangka sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan diameter bagian dalam sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu:
1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 1 mm.





Cara Menggunakan Jangka Sorong

http://4.bp.blogspot.com/_xX4nGE4cP_o/S3fMfSsV2tI/AAAAAAAAAjw/l8p4iBJGlu0/s400/jangkasorong.png
  1. Langkah pertama. Tentukan terlebih dahulu skala utama. Pada gambar terlihat skala nol nonius terletak di antara skala 2,4 cm dan 2,5 cm pada skala tetap. Jadi, skala tetap bernilai 2,4 cm.
  2. Langkah kedua. Menentukan skala nonius. Skala nonius yang berimpit dengan skala tetap adalah angka 7. Jadi, skala nonius bernilai 7 x 0,01 cm = 0,07 cm.
  3. Langkah ketiga. Menjumlahkan skala tetap dan skala nonius. Hasil pengukuran = 2,4 cm + 0,07 cm = 2,47 cm. Jadi, hasil pengukuran diameter baut sebesar 2,47 cm.
2. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang berukuran kecil. Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama, skala putar, dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar 0,01 mm. Cara menggunakan mikrommeter sekrup adalah dibawah ini::
http://1.bp.blogspot.com/_xX4nGE4cP_o/S3fMfmUt24I/AAAAAAAAAj4/OH7D8SWc5Lw/s400/mikrometer.png
  1. Langkah pertama. Menentukan skala utama, terlihat pada gambar skala utamanya adalah 1,5 mm.
  2. Langkah kedua. Perhatikan pada skala putar, garis yang sejajar dengan skala utamanya adalah angka 29. Jadi, skala nonius sebesar 29 x 0,01 mm = 0,29 mm.
  3. Langkah ketiga. Menjumlahkan skala utama dan skala putar. Hasil pengukuran = 1,5 mm + 0,29 mm = 1,79 mm. Jadi hasil pengukuran diameter kawat adalah 1,79 mm.
3.Neraca ohaus( neraca tiga lengan)
 Massa adalah banyaknya zat yang tekandung di dalam suatu benda. satuan SI adalah kilogram ( kg). Massa berbeda dengan berat. Berat adalah besarnya gaya yang dialami benda akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut. satuan Sinya Newton (N). Neraca ohaus digunakan untuk mengukur massa benda. Prinsip kerjanya adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa benda yang diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Dalam dunia pendidikan sering digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua lengan.
Cara Menggunakan Neraca Tiga Lengan
Sekantong plastik terigu ditimbang dengan neraca O’Hauss tiga lengan. Posisi lengan depan, tengah, dan belakang dalam keadaan setimbang ditunjukkan pada gambar.

http://2.bp.blogspot.com/_xX4nGE4cP_o/S3fMf-Z1YnI/AAAAAAAAAkA/9TQtz9zAlZE/s400/neracaohauss.png
Dari gambar dapat diketahui bahwa:
  • posisi anting depan 5,5 gram
  • posisi anting tengah 20,0 gram
  • posisi anting belakang 200,0 gram
4.  Stopwatch
Waktu 1 sekon di definisikan sebagai selang waktu dari 9 192 631 770 osilasi dari radiasi yang dihasilkan dalam atom cesium-133. waktu satuan SI  nya adalah sekon(s) contohnya alat ukur waktu adalah stopwatch. stopwatch mempunyai ketelitian 0,1 s.
III. Model dan Metode Pembelajaran
-      Model Pembelajaran : Direct Instruction (DI)
-      Metode Pembelajaran : Eksperimen, diskusi, dan informasi








IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan 3 ( 2 Jam Pelajaran )
Kegiatan awal

  1. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
  2. Prasarat :
Guru menanyakan tiga besaran pokok
  1. Motivasi : Alat ukur panjang apakah yang mampu mengukur benda-benda sampai ketelitian 0,01 mm?
  2. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok

Kegiatan Inti
  1. Guru menginformasikan bagian-bagian jangka sorong
  2. Guru mendemonstrasikan ketrampilan cara menggunakan jangka sorong
  3. Guru menginformasikan cara membaca hasil pengukuran dan menuliskan hasil pengukuran dengan jangka sorong
  4. Guru menginformasikan bagian-bagian mikrometer sekrup
  5. Guru mendemonstrasikan keterampilan cara menggunakan mikrometer sekrup
  6. Guru menginformasikan cara membaca hasil pengukuran dan menuliskan hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup
  7. Peserta didik mengukur tebal buku dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup
  8. Peserta didik membaca dan mencatat hasil pengukuran pada tabel yang telah disiapkan

NO
ALAT
BAHAN
HASIL PENGUKURAN
1
Jangka Sorong
Buku (tebal)

2
Mikrometer Sekrup
Buku (tebal)

3
Jangka Sorong
Uang Logam (Diameter)

4
Mikrometer Sekrup
Uang Logam (Diameter)


  1. Peserta didik mendiskusikan hasil pengukuran dengan anggota kelompok
  2. Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kelompok
  3. Guru memberikan umpan balik pada aspek yang benar terhadap keterampilan peserta didik
  4. Guru memodelkan lagi pada langkah-langkah yang salah
  5. Guru memberikan latihan lanjutan dengan meminta peserta didik mengukur diameter uang logam

Kegitan Akhir

  1. Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman pelajaran
  2. Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk melaporkan hasil kegiatan yang telah dilakukan
  3. Guru melakukan penilaian
  4. Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya tentang pengukuran massa dan waktu

V.    Alat/Bahan dan Sumber Belajar
Alat       : Jangka sorong dan mikrometer sekrup
Bahan    : Buku tulis dan uang logam
Sumber :
  1. Mathen Kanginan, Tahun 2007, Fisika untuk SMA Kelas X, Erlangga, halaman 19-21

VI. Penilaian
1.      Teknik : unjuk kerja
2.      Bentuk : skala rating
3.      Contoh Instrumen :

No
Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jumlah Skor
Memiih Alat
Menggunakan Alat
Membaca hasil Pengukuran
1





2





3






Keterangan :
Skor 1 = kurang tepat
Skor 2 = tepat
Skor 3 = sangat tepat
Pertemuan 4 (1 Jam pelajaran )

Kegiatan Awal
1        Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
2        Prasarat :
Guru menanyakan cara membaca pengukuran panjang dengan jangka sorong dan mikrometer sekrup
3        Motivasi : Alat ukur panjang apakah  yang dapat digunakan untuk mengukur massa benda ?
4        Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok

Kegiatan Inti

1        Guru mendemonstrasikan cara menggunakan neraca tiga lengan
2        Guru menginformasikan cara membaca dan menuliskan hasil pengukuran dengan neraca tiga lengan
3        Guru mendemonstrasikan cara menggunakan stopwatch
4        Guru mengunformasikan cara membaca dan menuliskan hasil pengukuran dengan stopwatch
5        Peserta didik menimbang buku tulis dengan neraca tiga lengan
6        Peserta didik mengukur waktu 10 kali ayunan bandul sederhana
7        peserta didik membaca dan mencatat hasil pengukuran pada tabel yang telah disiapkan

NO
ALAT
BAHAN
HASIL PENGUKURAN
1
Neraca tiga lengan
Buku Tulis



Uang Logam

2
Stopwatch
Bandul sederhana


8        Peserta didik mendiskusikan hasil pengukuran dengan anggota kelompok
9        Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kelompok
10    Guru memberikan umpan balik pada aspek yang benar terhadap ketrampilan peserta didik
11    Guru memodelkan lagi pada langkah-langkah yang salah
12    Guru memberikan latihan lanjutan dengan meminta peserta didik menimbang uang logam

Kegiatan Akhir

1  Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman pelajaran
2 Guru membeikan tugas kepada peserta didik untuk melaporkan hasil kegiatan yang telah dilakukan
3  Guru melakukan penilaian

V    Alat/Bahan dan Sumber Belajar

Alat             : neraca tiga legan dan stopwatch
Bahan          : buku tulis, uang logam dan bandul sederhana
Sumber        :
1. Budi Purwanto, tahun 2007, Fisika Dasar 1 untuk SMA kelas X. Tiga Serangkai, halaman 13-19

VII Penilaian

  1. Teknik : unjuk kerja dan produk
  2. Bentuk : skala rating
  3. Contoh Instrumen :





No
Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jumlah Skor
Memiih Alat
Menggunakan Alat
Membaca hasil Pengukuran
1





2





3






Keterangan :
Skor 1 = kurang tepat
Skor 2 = tepat
Skor 3 = sangat tepat

Mengetahui                                                  Wonosobo, 21 November 2010
Kepala SMK N 2 Wonosobo                          Guru Mata Pelajaran Fisika
                           




            Drs. Joko Suprapto                                              Siti Ngaisah
            NIP. 1957111819220                                          NIm. 1209026