Entri Populer

Jumat, 22 Oktober 2010

Kebakaran di Pergudangan

Kebakaran di Pergudangan
Api Masih Menyala di Gudang Kosambi
Laporan wartawan KOMPAS.com Laksono Hari Wiwoho
Sabtu, 23 Oktober 2010 | 12:21 WIB
KOMPAS/ PINGKAN ELITA DUNDU
Sebanyak 15 bangunan gudang dan pabrik di Blok E18-24 dan E54-61 kawasan pergudangan Kosambi Permai, Desa Jati Mulya, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang dilalap api, Jumat (22/10/2010) sore sampai malam. Akibat kebakaran itu, tiga karyawan gudang kimia mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya dirawat di Klinik HIjau Putih Dadap, Kosambi.
JAKARTA, KOMPAS.com- Kebakaran yang terjadi di kompleks pergudangan Kosambi Permai masih menyisakan kobaran api di sejumlah titik. Sampai kini, Sabtu (23/10/2010) siang ini, penyebab kebakaran belum diketahui pasti.
Sejumlah karyawan di pergudangan tersebut mengatakan, petugas pemadam kebakaran berhasil menjinakkan kobaran api pada pukul 05.00 pagi tadi atau sekitar 15 jam setelah api mulai muncul.
Karyawan gudang kertas di blok E55, Mujiono mengatakan, petugas pemadam mulai meninggalkan lokasi kejadian pada pukul 08.00 pagi tadi. Hingga pukul 12.00, api masih tampak di sejumlah lokasi.
Di gudang tripleks E56-57, misalnya, api masih menyala dan membakar tumpukan tripleks yang masih tersisa di dalam gudang. Kobaran api yang tak terlau besar juga tampak di gudang pot plastik E20.
Kepulan asap juga tampak di gudang E21, persis di sebelah gudang kimia yang diduga sebagai tempat sumber ledakan. Saat ini para karyawan gudang masih berusaha mengamankan barang-barang yang tersisa dengan cara mengeluarkannya dari gudang.
Tidak ada pengamanan khusus di sekitar lokasi kejadian, termasuk tidak ada pula garis polisi di tempat tersebut. Petugas keamanan gudang tripleks Hoki blok E56-57, Tedi Gunawan, mengatakan, polisi sempat mendatangi gudang-gudang yang terbakar, tapi hanya berpatroli sejenak.

Jenazah Kawanan Bersenjata Dikembalikan

Jenazah Kawanan Bersenjata Dikembalikan
Sabtu, 23 Oktober 2010 | 11:33 WIB
Kompas/Mohammad Hilmi Faiq
Polisi menutupi jenazah salah satu tersangka yang tewas dalam baku tembak di perkebunan kelapa sawit Dusun III Pondok Sebrang, Desa Martebing, Kecamatan Dolok Masihul, Serdang Bedagai, Sumut Minggu (3/10/2010).
MEDAN, KOMPAS.com - Polisi mengembalikan empat jenazah kawanan bersenjata api yang tewas ditembak di kawasan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara kepada keluarga masing-masing.
  
Empat jenazah tersebut diambil pihak keluarga dari kamar mayat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik Medan, Sabtu (23/10/2010), sekitar pukul 10.00 WIB.
  
Didampingi Ketua Tim Pembela Muslim (TPM) Mahmud Irsyad Lubis, keluarga mengambil empat jenazah tersebut dengan pengawalan puluhan personel kepolisian bersenjata lengkap.
  
Ketua TPM Mahmud Irsyad Lubis mengatakan, empat jenazah yang diambil pihak keluarga itu adalah Suparno Harun alias Faisal, warga Asahan, Taufik Hidayat, warga Simpang Kantor Medan Marelan serta Zulkarnain dan Rahmatsyah yang merupakan warga Belawan.
  
Pihak keluarga berencana untuk langsung menguburkan empat jenazah tersebut meski akan disemayamkan beberapa saat di rumah masing-masing. "Hari ini juga akan dikuburkan. Pihak keluarga sudah menyiapkan proses fardu kifayahnya," kata Mahmud.
  
Ia menjelaskan, pihaknya mendapatkan informasi jika terdapat delapan jenazah yang disimpan di RSUP Adam Malik Medan yang menurut pihak kepolisian sebagai anggota kawanan bersenjata api.
  
Selain empat nama itu, jenazah lain diketahui bernama Alex alias Asep Gunawan, warga Stabat, Kabupaten Langkat serta M. Yusuf dan Hafza alias Deboy, warga Belawan. Sedangkan satu orang lagi tidak diketahui namanya dan bukan  klien advokasi TPM.
  
Suparno Harun, Taufik Hidayat, Zulkarnain dan Rahmatsyah dapat diambil keluarga karena hasil pemeriksaan DNA empat jenazah telah turun dari Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri.
  
Sedangkan hasil pemeriksaan DNA terhadap Alex, M. Yusuf dan Hafza belum diterima kepolisian sehingga belum dapat diambil pihak keluarga untuk dimakamkan.
  
"Rencananya akan diambil minggu depan. Kami masih menunggu informasi dari pihak kepolisian," kata Mahmud.

Kamis, 21 Oktober 2010

kelinci terlangka di dunia

Kelinci Terlangka di Dunia Ada di Sumatera
Rabu, 20 Oktober 2010 | 21:53 WIB
Kelinci Sumatra (Nesolagus netscheri).
KOMPAS.com — Kelinci sumatera atau Nesolagus netscheri tercatat sebagai kelinci paling langka di dunia. Hewan ini dinyatakan hampir punah oleh International Union for Conservation of Nature. Sebelumnya, hewan ini pernah dikira punah hingga pada tahun 1990-an terfoto oleh seseorang.

Kelinci ini terletak pada tempat yang sangat terisolasi, hanya terdapat di hutan-hutan Bukit Barisan, Sumatera. Karena mereka terletak di tempat yang sangat terisolasi, informasi tentang perilaku dan habitatnya sangat minim. Bahkan, masyarakat setempat tak memiliki bahasa lokal untuk menyebutnya dan ada yang tak menyadari keberadaannya.

Kalau ada informasi tentang kelinci ini, itu hanyalah bahwa kelinci ini aktif pada malam hari. Di siang hari, mereka menghabiskan waktu untuk bersembunyi di dalam liang yang ditinggalkan hewan lain. Sejauh ini, tak ada bukti bahwa mereka menggali lubangnya sendiri.

Kelinci sumatera terlihat menarik sebab memiliki warna bulu yang bermotif garis. Diperkirakan, warna bulu tersebut dimiliki agar kelinci itu bisa menyesuaikan diri dan bersembunyi di dasar hutan hujan tropis. Secara umum, kelinci ini memiliki bulu yang tebal dan lembut, garis-garis yang berwarna coklat kacang, serta satu garis yang memanjang dari tengkuk hingga ekor. Ciri lainnya adalah memiliki ekor warna merah, berbobot lebih kurang 1,5 kg, dan telinga yang lebih kecil dari kelinci umumnya.

Soal mencari makan, kelinci ini ternyata juga tak seperti hewan lainnya yang berkeliling wilayah tertentu. Mereka memilih untuk hanya berada di daerah sekitar liangnya dan memakan tanaman apa saja yang ada di sana. Tentang reproduksinya, belum ada data yang cukup jelas karena kajian tentang jenis kelinci ini jarang.

penemuan anak sma

Penemuan Anak SMA
Plasmulator, Alat Murah Kurangi Emisi
Kamis, 21 Oktober 2010 | 19:40 WIB
MOTOR PLUS/YUDI
Ilustrasi knalpot.
KOMPAS.com — Rekayasa knalpot untuk mengurangi emisi kendaraan bermotor memang bukan hal baru. Beberapa tahun lalu sempat ada penemuan tentang penggunaan zeolit dan plasma untuk mengurangi emisi. Namun, penemuan tersebut tak banyak mendapat tanggapan karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk merekayasa dan mempertahankan fungsinya.

Kini, ada inovasi lain yang lebih efektif dan efisien dari penggunaan zeolit, yaitu plasmulator. Prinsip inovasi baru ini terbilang sederhana sebab hanya berdasarkan pada penggunaan elektroda yang bermuatan positif dan negatif untuk menarik zat lain yang bermuatan beda. Singkatnya, seperti kemampuan magnet untuk menarik logam.

Plasmulator ini dibuat dari bahan-bahan sederhana, yaitu kaleng minuman bekas, baling-baling kecil berbahan logam, dan dinamo DC 12 V. Kaleng minuman bekas dipotong salah satu sisnya kemudian sisi lainnya disisipi plasma dan dinamo di dalamnya. Plasma sendiri berisi kabel dengan karet pembungkus yang telah dikupas dan elektroda berbahan dasar logam, dikaitkan dengan sisi luar kaleng bekas dengan baut.

Bagaimana cara plasmulator mengurangi emisi? Aliran gas yang keluar dari kendaraan bermotor akan menggerakan baling-baling. Energi gerak yang ada di baling-baling akan diubah menjadi energi listrik sehingga elektroda memiliki muatan tertentu. Muatan tertentu pada elektroda inilah yang akan membuat senyawa emisi kendaraan tertarik ke bagian plasma sehingga tak bisa dikeluarkan ke udara bebas.

Siswa-siswa yang menjadi inovator menyebut bahwa keunggulan alat ini ada pada biaya produksi yang murah sehingga bisa dijual dengan harga yang terjangkau. Dengan harga yang terjangkau, mereka menganggap bahwa banyak masyarakat yang akan membeli dan menggunakannya sehingga program pengurangan emisi kendaraan bermotor dapat berjalan.

Dibandingkan modifikasi knalpot dengan penambahan zeolit, metode yang disebut ionisasi ini lebih efisien. Masyarakat tak perlu menambahkan zeolit setiap periode tertentu seperti pada penemuan terdahulu, tetapi cukup membeli satu alat ini saja untuk selamanya, tinggal pemeliharaannya harus dilakukan sehingga tak cepat aus.

Soal kefektifan alat ini, para inovatornya sudah menguji apa yang mereka buat ini di BLH DIY lewat uji emisi. Dari hasilnya, sekitar 25,76 persen kadar CO2, 63,64 persen kadar nitrogen oksida, dan 24,35 persen kadar karbon monoksida berkurang. Nah, kalau ingin memanfaatkannya, para inovator mengatakan bahwa tiap orang bisa membuatnya sendiri karena prinsipnya sangat sederhana atau tunggu saja sampai produk macam ini dipasarkan.

Inovasi siswa SMU 1 Teladan Yogyakarta ini menjadi juara I di National Young Inventor Awards yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan diumumkan pada Kamis (21/10/2010). Selamat kepada anggota tim, Ikhsan Brilianto, Andreas Diga, dan Ahmed Reza.

robot pemain angklung

Klungbot, Robot Pemain Angklung
Kamis, 21 Oktober 2010 | 21:32 WIB
YUNANTO WIJIUTOMO
Klungot, robot pemain angklung.
KOMPAS.com — Bayangkan kalau angklung bisa dimainkan oleh satu orang saja, pasti memainkan angklung takkan serumit yang dibayangkan selama ini. Kita pun tak harus datang ke pentas musik angklung untuk menikmati indahnya suara alat musik yang baru saja menjadi warisan budaya dunia ini.

Usaha untuk membuat memainkan dan mendengarkan angklung jadi gampang. Inilah yang dilakukan oleh Karismanto Rahmandika, siswa SMP Negeri 14, Bandung, dan Krisna Diastama yang merupakan siswa SD Islam Ibnu Sina, Bandung. Kedua siswa penggemar sains itu menciptakan klungbot, robot pemain angklung. Robot yang pastinya hanya berjumlah satu ini akan menggantikan pemain angklung yang jumlahnya berjibun.

Dalam menciptakan robot pemain angklung ini, Krisna menggunakan robot Lego Mindstorm. Untuk membuat si robot bekerja, ia menerjemahkan nada-nada musikal menjadi bahasa program. Ia melakukannya dengan perangkat lunak LeJOS yang biasa digunakan untuk Lego. Bahasa program inilah yang kemudian diterima oleh bagian penerjemah pesan yang terhubung lewat Bluetooth dan selanjutnya ke penggerak.

Ide untul menciptakan klungbot didapatkan ketika ia melihat pertunjukan angklung. Ia berkomentar, betapa rumitnya memainkan angklung itu, butuh sangat banyak orang dan koordinasi yang rumit sehingga ketukan dan nadanya pas. Dengan menggunakan klungbot, musik angklung bisa dinikmati dengan mudah dan tanpa proses yang rumit untuk memainkannya.

Selain menciptakan alat yang diikutkan dalam National Young Inventor Awards di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ini, Krisna juga menciptakan robot pemain alat musik berbahan botol yang diisi air dan robot pemain drum. Kedua alat musik itu juga dapat dimainkan bersamaan dengan angklung sehingga bisa memproduksi suara bak musik simfoni. Hingga kini, Krisna telah membuat beberapa lagu daerah yang sudah siap dimainkan dengan klungbot, seperti "Burung Kakak Tua"

Sabtu, 09 Oktober 2010

Pembangkang China Raih Nobel Perdamaian

Pembangkang China Raih Nobel Perdamaian
Jumat, 8 Oktober 2010 | 16:23 WIB
OSLO, KOMPAS.com Liu Xiaobo, pembangkang China yang dipenjara, meraih Nobel Perdamaian 2010, Jumat (8/10/2010), atas perjuangannya terhadap hak asasi manusia. Hal tersebut disampaikan Komite Nobel Norwegia.

Thorbjoern Jagland selaku Presiden Komite Nobel Norwegia dalam pengumumannya mengatakan, "Dia dihargai atas perjuangannya yang panjang dan tanpa kekerasan terhadap hak asasi manusia di China. Komite Nobel Norwegia telah lama percaya bahwa ada hubungan yang erat antara hak asasi manusia dan perdamaian."

Sementara itu, Beijing sering memperingatkan Komite Nobel Norwegia untuk tidak mendukung aktivis pro-demokrasi. Mereka bahkan secara khusus, baru-baru ini, memperingatkan komite tersebut tentang Liu, yang membantu menyusun Piagam 08, sebuah manifesto pro-demokrasi yang menuntut reformasi politik. Beijing memperingatkan bahwa pemilihan terhadap Liu akan merusak hubungan mereka dengan Norwegia.
Sebagai informasi, aktivis politik berusia 54 tahun itu dihukum penjara selama 11 tahun pada bulan Desember tahun lalu oleh pengadilan di Beijing. Dia ditahan atas tuduhan subversi karena menyerukan reformasi politik di China, termasuk menuntut kebebasan berkumpul, kebebasan berekspresi, dan kebebasan beragama.

Jumat, 08 Oktober 2010

Akil: Sejak Mula Mestinya "Deponeering"

Pascaputusan MA
Akil: Sejak Mula Mestinya "Deponeering"
Jumat, 8 Oktober 2010 | 15:48 WIB
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Chandra M Hamzah (kiri) dan Bibit Samad Rianto (kanan).
JAKARTA, KOMPAS.com — Hakim konstitusi, Akil Mochtar, mengatakan bahwa keluarnya putusan Mahkamah Agung yang menolak permohonan peninjauan kembali atau PK terhadap Bibit-Chandra mengakibatkan kondisi semakin karut-marut. Akil sudah menduga penolakan atas kasus tersebut oleh MA.

"Sejak semula saya menduga PK itu akan ditolak, maka kasus ini semakin karut-marut karena Anggodo sudah divonis. Konsekuensinya, kasus ini mesti disidangkan," ujar Akil kepada Tribunnews.com, Jumat (8/10/2010).

Menurut Akil, solusi yang tepat adalah deponeering karena sejak semula ada rekayasa. Namun, ia meragukan keinginan kejaksaan untuk mengeluarkan tahapan tersebut.

"Namun, apa pemerintah (Jaksa Agung) mau? Menurut saya, enggak akan karena seharusnya kalau mau sejak semula langkah ini sudah diambil. Tapi kan tetap SKP3. Ya mau gimana lagi," tandasnya.

Sebelumnya, majelis hakim di Mahkamah Agung dalam putusannya tidak dapat menerima permohonan PK Surat Ketetapan Penghentian Perkara (SKPP) kasus dugaan pemerasan pimpinan KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah.

Dalam pertimbangannya, Mahkamah Agung mengatakan bahwa permohonan PK Bibit-Chandra tidak memenuhi syarat formal sesuai Undang-undang Nomor 5 tentang MA dalam Pasal 45 huruf a ayat 1.

Pada aturan tersebut, pengajuan PK dinyatakan tidak dapat diajukan melalui tahapan pra peradilan sehingga putusan banding di tingkat pengadilan tinggi adalah putusan inkrah dan tetap. (Tribunnews.com/Willy Widianto)